Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Rabu, 25 September 2019

Di Italia, Diving Dianggap Lebih Parah dari Kasus Rasisme


Prediksi Jitu - Sepak bola Italia terus menuai kontroversi. Baru-baru ini, Giovanni Malago selaku pimpinan komite olahraga Italia mengatakan bahwa rasisme tidak lebih buruk dari aksi diving pemain di kotak penalti.

Kasus rasisme sendiri sedang marak terjadi di Serie A musim ini. Bagaimana tidak, sedikitnya ada empat kasus rasisme yang terjadi hanya dalam rentang waktu lima pekan kompetisi.

Yang terbaru menimpa gelandang Juventus, Miralem Pjanic, saat berhadapan dengan Brescia pada Rabu (25/9/2019). Fans Brescia yang memadati Stadio Mario Rigamonti kala itu meneriaki pemain asal Bosnia tersebut dengan sebutan gipsi.

Namun untungnya, performa Pjanic tidak terpengaruh oleh perlakuan negatif tersebut. Ia tetap tampil memukau dan berhasil mencetak gol kemenangan Juventus.

Kontroversi Rasisme di Italia

Federasi sepak bola Italia (FIGC) sendiri membuat suasana semakin panas saat kasus rasisme marak dibicarakan beberapa pekan lalu. Tepatnya saat penyerang Inter Milan, Romelu Lukaku, diejek fans Cagliari sebelum melakukan eksekusi penalti.

Mereka memutuskan untuk tidak memberikan hukuman kepada Cagliari atas perlakuan negatif tersebut. FIGC bahkan tidak menyebutkan kasus yang menimpa pemain AC Milan, Franck Kessie, saat bertamu ke markas Verona beberapa waktu setelahnya.

Kali ini, komite sepak bola Italia (CONI) membuat kontroversi dengan ucapannya. Malago selaku pemimpin berkata bahwa ejekan bernada rasis tidak lebih buruk dari seorang pemain yang melakukan diving demi mendapatkan penalti.

"Fans yang mengejek pemain berkulit hitam itu salah. Namun, lebih salah lagi jika ada seseorang yang mendapatkan bayaran senilai tiga juta euro melakukan diving di kotak terlarang lalu merasa senang mengeksekusi penalti.

FIFA Turun Tangan

Parahnya kasus rasisme di Italia bahkan membuat federasi sepak bola tertinggi dunia, FIFA, ikut turun tangan. Melalui sang presiden, Gianni Infantino, mereka meminta federasi sepak bola Italia untuk memberikan hukuman kepada para pelaku.

"Rasisme dilawan dengan edukasi, kecaman, dan diskusi. Anda tak bisa memiliki sikap rasisme dalam masyarakat atau sepak bola. Di Italia, situasinya tidak berkembang dan ini adalah masalah yang serius," ujar Infantino kepada RAI Sport.

"Anda harus mengetahui yang bertanggung jawab dan melempar mereka keluar dari stadion. Anda membutuhkan, seperti di Inggris, kepastian soal hukuman. Anda tak boleh takut mengutuk rasisme, kami harus memeranginya sampai berhenti," tandasnya.

Kasus rasisme juga terjadi di Inggris. Namun beberapa pihak yang terkait langsung melakukan tindakan tegas. Seperti dua klub raksasa Premier League, Chelsea dan Manchester United, yang sedang mencari pelaku rasis di media sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages